Begitu dapat info suami akan disekolahkan S-2 ke Jerman, wah, bisa dibayangkan kan gimana rasanya hati ini. Rasa syukur, bangga dan takut semua campur jadi satu. Syukur karena ini merupakan rahmat dan rejeki Allah SWT yang tidak terkira.
Bangga karena suamiku is a very qualified person and one of the best! Boleh dong bangga dengan suami sendiri. Makanya yang belum married, buruan cari HQJ, stands for High Quality Jomblo!
Anyway, rasa takut muncul salah satunya karena posisiku sudah bekerja. I’m employed. Mau ngga ikut, khawatir dianggap tidak bisa melaksanakan tugas istri dengan baik, yaitu melayani suami. Kalau ikut, rasanya lebih banyak yang dikorbankan : pekerjaan dan kemungkinan menabung karena tidak perlu tambahan biaya hidup lebih di negeri orang. Ada juga ketakutan-ketakutan yang muncul jika memang akhirnya aku ikut, dan harus survive hidup di negeri orang. Wah, ngga bisa dibayangkan.
Bangga karena suamiku is a very qualified person and one of the best! Boleh dong bangga dengan suami sendiri. Makanya yang belum married, buruan cari HQJ, stands for High Quality Jomblo!
Anyway, rasa takut muncul salah satunya karena posisiku sudah bekerja. I’m employed. Mau ngga ikut, khawatir dianggap tidak bisa melaksanakan tugas istri dengan baik, yaitu melayani suami. Kalau ikut, rasanya lebih banyak yang dikorbankan : pekerjaan dan kemungkinan menabung karena tidak perlu tambahan biaya hidup lebih di negeri orang. Ada juga ketakutan-ketakutan yang muncul jika memang akhirnya aku ikut, dan harus survive hidup di negeri orang. Wah, ngga bisa dibayangkan.